Sejarah Haji

Kota Mekkah di Arab Saudi selalu menjadi pusat spiritual dari agama Islam: 1,3 miliar Muslim di dunia berlutut ke arah selama doa. Tapi dalam bulan-bulan terakhir tahun ini, kota suci Islam menjadi lebih penting, sebagai 2,5 juta peziarah membuat sekali dalam seumur hidup-perjalanan mereka ke situs.

Ini haji, dikenal sebagai haji, adalah salah satu dari Lima Rukun Islam (yang lain adalah profesi Allah sebagai satu-satunya Allah dan Muhammad sebagai nabi-Nya, puasa selama bulan Ramadhan; Pemberian amal dan doa ritual) dengan mana setiap Muslim harus berlatih mematuhi. Tahun ini, ibadah haji dimulai 25 November, itu terjadi setiap tahun antara hari ke-8 dan 12 Dhu al-Hijjah, bulan terakhir dalam kalender Islam bulan, saat roh Allah diyakini paling dekat ke bumi. ( Lihat foto dari ibadah haji .)

Ibadah haji terdiri dari perjalanan lima hari, yang dibutuhkan oleh semua umat Islam dapat secara fisik dan finansial, ke Mekkah dan tempat-tempat suci dekat Arafat, Mina, dan Muzdalifah. Sesampai di sana, jamaah melakukan serangkaian ritual untuk menyatukan diri dengan orang percaya lainnya, membebaskan diri dari dosa mereka dan menghormati Allah.

Sementara haji biasanya menarik peziarah dari semua sekte Islam dan semua lapisan masyarakat, kekhawatiran atas flu babi telah melemparkan bayangan atas acara tahun ini, prospek jutaan pembawa flu potensi berbaur di Mekah telah memberi ahli kesehatan cocok. Empat jamaah haji awal yang sudah meninggal dunia virus dan pejabat Saudi telah memberlakukan sejumlah langkah untuk memerangi penyebaran penyakit. Seiring dengan skrining untuk gejala flu di bandara Jeddah dan mendistribusikan peralatan kesehatan, menteri kesehatan telah merekomendasikan bahwa wanita hamil, anak-anak dan jamaah tua tinggal di rumah.

Asal-usul tanggal haji kembali ke 2.000 SM ketika Ismael, anak bayi dari Nabi Ibrahim (Abraham Atau, seperti yang disebut dalam Perjanjian Lama) dan Ibrahim istri Hager terdampar di padang pasir. Dengan dekat Ismael mati karena kehausan, Hager berlari bolak-balik antara bukit Safa dan Marwa mencari air hingga malaikat Jibril (Gabriel) mendarat ke bumi dan menciptakan sebuah mata air segar bagi bayi, yang dikenal sebagai Sumur Zemzem.

Setelah perintah Allah, Ibrahim dikatakan telah dibangun sebuah monumen di lokasi mata air yang dikenal sebagai Ka'bah. Jamaah dari semua agama bepergian untuk bersenang-senang di tempat itu, dalam 630 Masehi, Nabi Muhammad memimpin sekelompok Muslim ada di resmi haji pertama, menghancurkan berhala ditempatkan di sana oleh jamaah politeistik dan kembali mendedikasikan situs dalam nama Allah. Jalan yang Muhammad dan pengikutnya perjalanan ini menelusuri kembali sebagai bagian dari ritual haji yang meliputi pembuatan jalan Hager itu antara Safa dan Marwa, rajam dinding setan yang menggoda Ibrahim untuk menentang Allah, menyembelih binatang untuk menghormati pengorbanan bahwa Ibrahim dibuat untuk menyelamatkan anaknya dan mendaki Bukit Arafat dari mana Muhammad membuat khotbah terakhirnya.

Ritus akhir dari perjalanan selama haji mengitari Ka'bah, sebuah kubus hitam yang sangat besar, spiritual dianggap oleh umat Islam untuk menjadi pusat dunia, dan secara harfiah terletak di tengah masjid al-Haram Masjid di Mekah. Selama haji, membengkak besar jamaah mencari lingkaran pengampunan Ka'bah berlawanan arah jarum jam, kali tujuh. Penyelesaian semua ritual diamanatkan diyakini jaminan peziarah suatu tempat di surga serta judul haji (harfiah, orang yang telah melakukan ibadah haji) - didambakan dan dikagumi di masyarakat Muslim diseluruh dunia.

Meskipun hanya sebagian kecil dari umat Islam mampu membuat ibadah travel haji, orang banyak besar jamaah yang turun atas Mekah setiap tahun terus-menerus menguji kemampuan situs untuk menampung jumlah mereka. Pemerintah Arab Saudi telah menghabiskan miliaran untuk memperluas dan memperbaiki struktur situs, tenda untuk menampung jamaah mendirikan dan membangun multi-level jalur untuk menghilangkan kemacetan. Desak-desakan yang terlalu padat dan sesekali menyebabkan kematian dengan menginjak-injak ribu jamaah selama bertahun-tahun; terutama kejadian 1990 di mana 1.426 orang hancur di dalam terowongan yang menghubungkan situs Kudus. Meskipun tidak ada cara untuk mengetahui seberapa keras epidemi flu babi akan memukul jamaah tahun ini, keuletan jamaah telah menunjukkan bahwa ada sedikit yang dapat menjauhkan mereka dari pengalaman ini.